Metode lumen
Metode lumen adalah menghitung intensitas penerangan rata-rata pada bidang kerja. Fluks cahaya diukur pada bidang kerja, yang secara umum mempunyai tinggi antara 75 – 90 cm diatas lantai.
Besarnya intensitas penerangan (E) bergantung dari jumlah fluks cahaya dari luas bidang kerja yang dinyatakan dalam lux (lx). ( Sumber : Prih sumardgati,dkk.2008 )
Keterangan :
E: Intensitas penerangan (lux)
F: Fluks cahaya (luman)
A: Luas bidang kerja (m2)
E = (4)
Tabel 2.3 Efisiensi Armartur penerangan sebagian besar langsung
Tabel Efisiensi armartur langsung tak langsung
Tabel Efisiensi armartur
Indeks Ruang (K)
9) (5)
Keterangan :
p = Panjang ruangan (m)
l = lebar ruangan (m)
tb = tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja (m).
Indeks ruang dihitung berdasarkan dimensi ruangan yang akan diberi penerangan cahaya lampu. Nilai k hasil perhitungan digunakan untuk menentukan nilai efisiensi penerangan lampu. Bila nilai k angkanya tidak ada (tidak tepat) pada tabel, maka untuk menghitung efisiensi (kp) dengan
Interpolasi:
Kp = Kp1 + ( Kp1 – Kp2 ) (6)
Bila nilai k lebih besar s, maka nilai kp yang diambil adalah K = s, sebab nilai K diatas s, nilai kp -nya hampir tak berubah lagi.
Faktor penyusutan/faktor depresiasi (Kd) menentukan hasil perhitungan intensitas penerangan. Hal ini disebabkan karena umur lampu; kotoran/debu;dinding yang sudah lama; adanya pengaruh akibat susut tegangan.
Kd = (7)
Untuk memperoleh efesiensi penerangan dalam keadaan dipakai, nilai yang didapat dari tabel, masih harus dikalikan dengan d.
Faktor depresiensi ini dibagi menjadi tiga golongan utama yaitu :
- Pengotoran ringan (daerah yang hampir tidak berdebu)
- Pengotoran biasa
- Pengotoran berat (daerah banyak debu)
Oleh karena pengaruh efesiensi lampu (Kp) dan pengaruh faktor depresiasi (Kd), maka besarnya fluks cahaya yang sampai pada bidang kerja adalah F’ = F . Kp . Kd
Maka besarnya intensitas penerangan menjadi :
E = (8)
Besarnya fluks (F) total merupakan perkalian antara jumlah armatur atau lampu dengan fluks cahaya tiap armatur atau lampu.
Jadi F = na . Fa atau F = nL . FL
Keterangan :
F = Fluks cahaya total (lumen)
Fa = Fluks cahaya tiap armatur
FL = Fluks cahaya tiap lampu
na = Jumlah armatur
nL = Jumlah lampu
dengan demikian untuk menentukan jumlah armatur atau jumlah lampu dari suatu ruangan yang akan diberi penerangan buatan dapat dihitung dengan rumus :
na = atau nl = (9)
Keterangan :
E = intensitas penerangan (luman /m2 atau lux)
p = Panjang ruangan (m)
l = lebar ruangan (m)
Fa = Fluks cahaya tiap armatur (luman)
FL = Fluks cahaya tiap lampu (luman)
Kp = Efisiensi Penerangan
Kd = faktor depresiasi
na = jumlah armatur
nL = jumlah lampu
maaf gan,,blh minta referensi tabel ga?
BalasHapusklo bs tabelnya yang lenkap,,
thanks,,
iya ini referensi dari mna ya gan ?
BalasHapustolong
iya ini referensi dari mna ya gan ?
BalasHapustolong
woi kalo cuma copy paste, kasih penghargaan dong ke sumbernya!
BalasHapusini sumbernya: http://pustakapendidik.uad.ac.id/bse/fullpage/107-Teknik-Pemanfaatan-Tenaga-Listrik-Jilid-1.pdf